Cara Beli Saham dari Nol Sampai Untung Konsisten (2025)

Masih bingung gimana caranya mulai investasi saham? Beli saham apa untuk pemula? Beli di harga berapa sahamnya? Tenang, kamu tidak sendirian! Hampir semua investor pernah merasakan kebingungan yang sama di awal perjalanan. Dunia saham memang terdengar rumit dengan istilah-istilah asing, tapi percayalah, ini adalah salah satu instrumen investasi yang paling powerfull untuk melipatgandakan asetmu di masa depan.
Kali ini, aku akan bahas tuntas cara mulai investasi saham dari 0, mulai dari langkah awal yang harus kamu ambil, cara memilih saham pertamamu yang "aman" dan berpotensi, gimana cara menganalisis saham sederhana, sampai memutuskan beli saham di harga berapa. Kita akan menggunakan gaya bahasa yang mengalir, mudah dipahami, dan pastinya jauh dari kesan kaku ala robot. Langsung aja simak artikel investasi saham pemula ini ya!
Investasi Saham Pemula
Sebelum kamu benar-benar menyentuh tombol "Beli" di aplikasi sekuritas, ada beberapa fondasi penting yang wajib kamu pahami. Anggap saja ini sebagai pemanasan sebelum terjun ke kolam investasi:
- Pahami Konsep Dasar Saham: Saham itu pada dasarnya adalah tanda kepemilikan sebagian kecil dari sebuah perusahaan. Kalau kamu beli saham PT ABC, kamu resmi jadi salah satu pemilik PT ABC, meskipun porsimu sangat kecil. Sebagai pemilik, kamu berhak atas dividen (pembagian laba perusahaan) dan juga potensi keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain).
- Kenali Risiko dan Potensi Keuntungan: Saham dikenal sebagai instrumen dengan high risk, high return. Artinya, potensi untungnya besar, tapi risiko ruginya juga tinggi. Jangan pernah investasi menggunakan uang untuk kebutuhan sehari-hari atau bahkan uang pinjaman! Gunakanlah uang dingin (idle cash), yaitu uang yang memang kamu siapkan untuk investasi dan siap "hilang" (walaupun kita berharap tidak terjadi) tanpa mengganggu kehidupanmu.
- Tentukan Tujuan Investasi: Kamu investasi untuk apa? Dana pensiun? Dana pendidikan anak? Atau sekadar dana liburan 5 tahun lagi? Tujuan ini sangat penting untuk menentukan strategi, berapa lama kamu akan menahan saham (jangka pendek, menengah, atau panjang), dan seberapa besar risiko yang siap kamu ambil. Umumnya, investasi saham paling optimal untuk jangka panjang (5 tahun).
Setelah tiga hal di atas clear di kepalamu, barulah kita bisa melangkah ke tahap teknis berikutnya.
Buka Akun Investasi Saham (Rekening Sekuritas)
Untuk bisa membeli dan menjual saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), kamu butuh perantara, yaitu Perusahaan Sekuritas (sering juga disebut Broker). Perusahaan sekuritas ini yang akan menjadi "jembatan" antara kamu dengan pasar saham. Prosesnya saat ini sudah sangat mudah dan cepat, bahkan bisa dilakukan sepenuhnya secara online!
Pilih Sekuritas yang Tepat untuk Pemula
Ada banyak pilihan sekuritas di Indonesia. Beberapa pertimbangan untuk memilih sekuritas:
- Terdaftar dan Diawasi OJK: Ini WAJIB. Pastikan sekuritas pilihanmu memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Aplikasi yang bagus akan memudahkanmu dalam bertransaksi.
- Biaya Transaksi (Fee Broker): Setiap sekuritas mengenakan biaya beli dan jual (biasanya dalam persentase, contohnya 0,15% untuk beli dan 0,25% untuk jual). Pilih yang kompetitif, tapi jangan jadikan ini satu-satunya pertimbangan.
- Aplikasi yang User-Friendly: Karena kamu pemula, aplikasi yang mudah digunakan, stabil, dan punya fitur edukasi akan sangat membantu (seperti Stockbit atau sekuritas lain yang populer di kalangan investor).
- Setoran Awal: Banyak sekuritas saat ini sudah tidak menetapkan setoran awal yang besar, bahkan ada yang bisa mulai dari Rp100.000 atau tanpa minimum deposit!
Proses Pembukaan Akun: RDN dan SID
Saat kamu mendaftar di sekuritas, kamu akan otomatis dibuatkan dua hal penting:
- SID (Single Investor Identification): Nomor identitas tunggal yang menunjukkan kamu terdaftar sebagai investor di pasar modal Indonesia. Ini adalah identitas resmimu.
- RDN (Rekening Dana Nasabah): Rekening bank khusus atas nama kamu yang digunakan untuk menampung dana investasi sahammu. Jadi, dana yang kamu transfer ke sekuritas tidak bercampur dengan dana operasional perusahaan sekuritas, melainkan berada di rekening bank atas namamu sendiri, dijamin aman.
Setelah akunmu aktif dan kamu sudah mendepositkan dana ke RDN, selamat! Kamu siap membeli saham pertama. Proses ini biasanya memakan waktu 1-3 hari kerja.
Cara Memilih Saham Pertamamu
Melihat ribuan saham di BEI memang bikin pusing. "Beli saham apa?" adalah pertanyaan sejuta umat investor pemula. Strategi terbaik untuk pemula adalah Analisis Fundamental Sederhana dan fokus pada Saham yang Aman dan Stabil.
1. Pilih Saham Blue Chip atau LQ45
Untuk langkah awal, jangan dulu lirik saham "gorengan" (saham dengan harga murah tapi pergerakannya liar). Fokuslah pada:
- Saham Blue Chip (Kapitalisasi Besar): Ini adalah saham dari perusahaan-perusahaan besar, mapan, dan punya reputasi baik. Mereka biasanya pemimpin pasar di industrinya, keuangannya sehat, dan kinerjanya stabil. Contoh: saham dari Bank-Bank besar, atau perusahaan Consumer Goods raksasa.
- Indeks LQ45: Saham yang masuk dalam indeks LQ45 adalah 45 saham yang paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar besar. Karena likuid (mudah dijual-beli) dan sudah disaring, saham-saham di LQ45 cenderung lebih "aman" dan mudah untuk kamu pantau.
- Saham dari Sektor Defensif: Pilih saham dari sektor yang bisnisnya dibutuhkan orang setiap hari, seperti Keuangan (Perbankan) atau Konsumsi Primer (Consumer Staples).
Memilih saham-saham ini di awal akan memberikan kamu pengalaman investasi yang lebih tenang dan risiko yang lebih terkelola. Tujuan utamamu di awal adalah belajar, bukan langsung kaya mendadak.
2. Lakukan Analisis Fundamental Sederhana
Analisis fundamental adalah cara untuk menilai "kesehatan" perusahaan. Intinya, kamu ingin memastikan bahwa kamu membeli bisnis yang bagus. Berikut 3 hal sederhana yang bisa kamu cek (biasanya datanya tersedia di aplikasi sekuritas atau website BEI):
2.1. Cek Laba Perusahaan (Net Profit) dan Penjualan (Revenue)
Lihat Laporan Laba Rugi. Apakah laba bersih perusahaan ini tumbuh secara konsisten dari tahun ke tahun (atau setidaknya tidak rugi)? Perusahaan yang baik harus bisa mencetak untung yang terus meningkat, didukung oleh penjualan yang juga naik. Pertumbuhan minimal 5-10% per tahun itu sudah sinyal yang bagus.
2.2. Cek Utang Perusahaan (DER)
Lihat Neraca Keuangan. Cek rasio DER (Debt to Equity Ratio). Angka ini menunjukkan perbandingan utang dengan modal sendiri. Angka idealnya adalah di bawah 1 (atau maksimal 2). Semakin rendah DER, semakin sehat perusahaan karena tidak terlalu bergantung pada utang untuk menjalankan bisnis. Saham blue chip terbaik biasanya memiliki DER yang sangat rendah.
2.3. Cek Valuasi Sederhana (PBV)
Cek rasio PBV (Price to Book Value). Rasio ini membandingkan harga saham saat ini dengan nilai bukunya. Jika PBV mendekati atau di bawah 1, saham itu berpotensi murah (undervalued). Namun, untuk saham blue chip yang sangat bagus (seperti bank besar) PBV-nya seringkali di atas 3, karena pasar menilai perusahaan itu sangat prospektif. Untuk pemula, jangan terlalu kaku. Cukup pastikan PBV-nya tidak terlalu jauh melampaui rata-rata historisnya atau rata-rata industri sejenis.
Intinya: Beli saham dari perusahaan yang kamu kenal, laba dan penjualannya terus bertumbuh, utangnya kecil, dan harganya "masih masuk akal" (tidak terlalu mahal).
3. Memilih Sektor Investasi yang Tepat
Di Bursa Efek Indonesia, ada banyak sektor. Untuk awal, aku sarankan kamu fokus pada sektor yang defensif dan stabil:
- Sektor Keuangan (Perbankan): Bank-bank besar memiliki fundamental kuat, laba konsisten, dan sangat likuid.
- Sektor Konsumsi Primer (Consumer Staples): Perusahaan kebutuhan sehari-hari (makanan, minuman, dll.) cenderung stabil karena bisnis mereka tidak terlalu terpengaruh kondisi ekonomi makro.
Hindari sektor yang sangat volatil (fluktuatif) seperti pertambangan atau teknologi yang baru tumbuh pesat, kecuali kamu sudah memiliki pemahaman risiko yang sangat baik. Diversifikasi ke minimal 3-5 saham dari sektor yang berbeda juga sangat disarankan.
Beli Saham di Harga Berapa
Ini adalah bagian yang paling membingungkan: Kapan waktu yang tepat untuk membeli? Apakah sekarang sudah kemahalan? Analisis Teknikal bisa menjawab, tapi untuk pemula, ada cara yang lebih mudah.
1. Gunakan Strategi DCA (Dollar Cost Averaging)
Untuk pemula, strategi DCA adalah sahabat terbaikmu. DCA adalah strategi investasi di mana kamu membeli saham secara rutin (misalnya setiap bulan) dengan nominal uang yang sama, tanpa terlalu peduli dengan harga saham saat itu.
- Bagaimana Cara Kerjanya? Setiap tanggal gajian, kamu alokasikan sejumlah dana (misalnya Rp500.000) untuk membeli saham A. Jika harga saham A naik, kamu dapat jumlah lot yang lebih sedikit. Jika harga saham A turun, kamu dapat jumlah lot yang lebih banyak.
- Keuntungannya? Strategi ini menghilangkan kebutuhan untuk memprediksi harga saham. Secara jangka panjang, harga rata-rata belimu akan cenderung moderat, dan kamu akan terhindar dari emosi "takut ketinggalan" atau "takut beli di harga tinggi". Ini adalah cara paling efektif untuk investor jangka panjang.
2. Pelajari Konsep Buy on Dip Sederhana
Buy on Dip artinya membeli ketika harga saham sedang turun. Ini adalah peluang untuk mendapatkan saham bagus di harga "diskon".
- Kapan Harus Dip? Jangan asal beli saat harga turun! Pastikan "dip" yang kamu manfaatkan adalah penurunan harga saham dari perusahaan yang fundamentalnya masih sehat (laba dan penjualan tidak turun). Penurunan harga mungkin terjadi karena sentimen pasar yang negatif (misalnya isu politik, kenaikan suku bunga), BUKAN karena kinerja perusahaannya yang memburuk.
Sebagai pemula, fokuslah pada DCA. Ketika kamu sudah lebih nyaman dan punya dana tambahan, barulah kamu bisa mempertimbangkan buy on dip ketika saham blue chip favoritmu harganya sedang koreksi cukup dalam.
3. Mengenal Satuan Lot dan Menghitung Modal
Di BEI, saham diperdagangkan dalam satuan Lot. 1 Lot = 100 lembar saham.
Contoh: Jika harga saham PT ABC adalah Rp3.000 per lembar, maka untuk membeli 1 Lot kamu butuh 100 x Rp3.000 = Rp300.000 (belum termasuk biaya broker).
Modal kecil bukan halangan. Kamu bisa mulai dengan Rp100.000 atau Rp500.000, yang penting adalah konsistensi.
Cara Membeli Saham Pertama di Aplikasi Sekuritas
Setelah dana sudah di RDN dan kamu sudah memilih saham (misalnya saham Bank ABC, kode "BBCA"), ini dia langkah-langkah praktisnya:
- Masuk ke Aplikasi Sekuritas: Login ke aplikasi trading kamu.
- Cari Kode Saham: Ketik kode saham yang ingin kamu beli (misalnya BBCA).
- Pilih Menu Beli (Buy): Klik tombol "Buy" atau "Beli".
- Tentukan Jumlah Lot: Tentukan berapa Lot yang ingin kamu beli, pastikan dananya cukup. Ingat, minimal 1 Lot.
- Tentukan Harga Beli:
- Jika ingin langsung dapat (Market Order): Masukkan harga di kolom Offer (harga jual terendah saat itu).
- Jika ingin menunggu (Limit Order): Masukkan harga yang kamu inginkan (biasanya di bawah harga saat itu).
Sebagai pemula, kamu bisa langsung "hajar kanan" (membeli di harga Offer) agar transaksimu langsung tereksekusi dan kamu resmi jadi investor!
- Kirim Pesanan (Order): Konfirmasi pesananmu.
Selamat! Jika pesananmu tereksekusi, kamu sudah resmi memiliki saham pertamamu. Saham akan masuk ke portofoliomu (status "Done") setelah proses T+2 (dua hari bursa setelah transaksi).
Strategi Investasi Jangka Panjang
Ingat, saham bukan hanya soal trading harian, apalagi untuk pemula. Fokuslah pada investasi jangka panjang. Filosofi yang harus kamu pegang adalah:
- Diversifikasi: Jangan "taruh semua telur di satu keranjang". Sebarkan investasimu ke beberapa saham (minimal 3-5 saham) dari sektor yang berbeda.
- Pantau, Jangan Panik: Harga saham naik turun itu WAJAR. Jangan panik saat harga turun, apalagi langsung menjual rugi (cut loss) hanya karena panik. Selama fundamental perusahaan masih baik, penurunan harga seringkali hanyalah fluktuasi jangka pendek yang bisa jadi peluang buy on dip!
- Reinvestasi Dividen: Jika perusahaan membagikan dividen (pembagian laba), gunakan dana dividen itu untuk membeli saham lagi. Ini adalah cara hebat untuk melipatgandakan keuntunganmu secara eksponensial (konsep compounding effect).
- Terus Belajar: Dunia investasi terus bergerak. Baca laporan keuangan, ikuti berita ekonomi, dan terus asah kemampuan analisismu. Stockbit Academy, YouTube, dan artikel kredibel lainnya adalah sumber ilmu gratis yang tak terbatas.
- Kontrol Emosi: Lawan ketakutan saat harga turun dan keserakahan saat harga naik. Berpegang teguh pada rencana investasi awalmu.
Dengan memegang teguh prinsip-prinsip ini, kamu tidak hanya akan menjadi pembeli saham, tetapi juga menjadi investor yang bijak dan berpotensi sukses.
Penutup
Memulai investasi saham adalah langkah besar menuju kebebasan finansial. Ingat, perjalanan ini adalah maraton, bukan sprint. Kuncinya adalah konsisten dan disiplin. Jangan mudah tergiur dengan iming-iming "cuan cepat" yang tidak masuk akal. Fokuslah pada fundamental perusahaan, gunakan uang dingin, dan lakukan investasi secara rutin (DCA).
Kini, kamu sudah punya peta lengkap untuk memulai. Jadi, tunggu apa lagi? Segera buka akun sekuritasmu, pilih saham blue chip pertamamu, dan mulailah perjalananmu sebagai seorang investor. Selamat berinvestasi! Ingat, investasi terbaik adalah investasi yang dimulai hari ini.
Bacaan Lanjutan yang Wajib Kamu Pelajari:
- Pengertian dan Perhitungan Rasio ROE (Return on Equity)
- Analisis Laporan Arus Kas Perusahaan
- Strategi Menentukan Cut Loss dan Take Profit yang Sehat
***
Posting Komentar