6 Investasi Passive Income Terbaik 2025 yang Lebih Stabil dari Saham

Sobat investor, pernahkah kamu bertanya: Berapa banyak uang yang sebenarnya dibutuhkan untuk hidup dari passive income investasi?
Konsep hidup dari passive income itu sejatinya simpel: kita sisihkan uang, belikan aset investasi yang kasih cash flow, sampai passive incomenya lebih besar dari biaya hidup. Misalnya, kalau kamu ingin passive income $\Rp5$ juta per bulan, kamu perlu aset yang cukup untuk menghasilkan cash flow sebesar itu tanpa harus kerja.
Pertanyaan besarnya, kenapa kita fokus di passive income yang stabil? Karena banyak orang, termasuk sebagian besar investor yang saya kenal, memilih dividen saham. Saya pribadi juga punya portofolio saham yang cukup banyak. Tapi, kalau kita belajar dari pergerakan pasar di akhir 2024 dan awal 2025, volatilitas saham itu bukan untuk semua orang.
Coba lihat datanya. Dalam setahun terakhir, misalnya, Bank Central Asia (BBCA) sempat turun hampir $7\%$, sementara bank-bank besar lainnya seperti Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) juga mengalami koreksi tajam, bahkan ada yang menyentuh angka $30\%$ dari puncaknya. Banyak investor yang panik, buru-buru jual di harga terendah, dan akhirnya malah rugi karena ketakutan melihat portofolio yang merah.
Kalau kamu termasuk yang nggak tahan melihat portofolio naik-turun tajam, atau kamu ingin passive income yang benar-benar bisa kamu andalkan setiap bulan tanpa harus stres melihat harga pasar, mungkin passive income dari saham bukan pilihan terbaik untukmu. Tapi kabar baiknya, ada banyak investasi lain yang lebih stabil dan dijamin negara yang bisa kasih passive income rutin.
Di artikel yang panjang dan mendalam ini, saya akan bagikan 6 investasi passive income terbaik di 2025 yang bisa kamu pertimbangkan—terutama kalau kamu ingin membangun passive income tanpa harus khawatir soal naik-turunnya harga setiap hari. Kita akan bongkar detailnya, termasuk simulasi modal yang dibutuhkan untuk mencapai target $\Rp5$ juta per bulan. Yuk kita mulai!
Bagaimana Menghitung Kebutuhan Modal Passive Income?
Langkah pertama sebelum memilih instrumen adalah tahu berapa modal yang kamu butuhkan. Rumusnya sederhana:
$$\text{Modal} = \frac{\text{Target Passive Income Tahunan}}{\text{Estimasi Imbal Hasil Bersih Tahunan}}$$
Jika target kamu $\Rp5.000.000$ per bulan, maka target tahunanmu adalah $\Rp60.000.000$. Sekarang kita hanya perlu mencari tahu estimasi imbal hasil (return) bersih per tahun dari masing-masing instrumen investasi.
6 Investasi Passive Income Paling Stabil di 2025
Berikut adalah enam instrumen investasi yang dikenal memiliki volatilitas sangat rendah, bahkan beberapa dijamin oleh negara, sehingga sangat cocok untuk kamu yang fokus pada arus kas rutin (passive income) tanpa pusing soal fluktuasi harga:
- Surat Berharga Negara (SBN) Ritel
- Obligasi Negara Fixed Rate (FR)
- Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)
- Reksa Dana Pasar Uang (RDPU)
- Deposito Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
- Deposito Bank Digital (Konvensional)
1. Surat Berharga Negara (SBN) Ritel - Passive Income Bulanan Dijamin Negara
SBN Ritel adalah primadona bagi pencari passive income stabil di Indonesia. Kenapa? Karena ini adalah surat utang yang diterbitkan Pemerintah Indonesia, artinya pembayaran bunga (kupon) dan pokoknya 100% dijamin negara melalui undang-undang.
Instrumen ini dibagi menjadi beberapa jenis, seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel (SR) yang bisa diperjualbelikan (berpotensi capital gain), serta Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST) yang tidak bisa diperjualbelikan (namun memiliki fasilitas early redemption).
Keunggulan SBN Ritel untuk Passive Income
- Keamanan Maksimal: Dijamin 100% oleh negara. Tidak ada risiko gagal bayar.
- Cash Flow Rutin: Kupon dibayarkan rutin setiap bulan, cocok banget buat kebutuhan biaya hidup bulanan.
- Pajak Rendah: Pajak kupon hanya $10\%$, jauh lebih rendah dari pajak deposito ($20\%$).
- Minimalisir Volatilitas: Bagi SBR dan ST, harganya tidak berfluktuasi seperti saham, kamu hanya fokus menunggu kupon bulanan.
Simulasi Modal (Asumsi Kupon Bersih 5,5% p.a.)
Asumsikan kupon rata-rata bersih (setelah dipotong pajak $10\%$) adalah $5,5\%$ per tahun. Target passive income $\Rp60.000.000$ per tahun.
$$\text{Modal yang Dibutuhkan} = \frac{\Rp60.000.000}{5,5\%} \approx \Rp1.090.909.090$$
Kesimpulan Modal: Kamu butuh sekitar $\Rp1,1$ Miliar di SBN Ritel dengan kupon bersih $5,5\%$ untuk menghasilkan $\Rp5$ juta per bulan.
2. Obligasi Negara Fixed Rate (FR) - Kapan Saja dan Lebih Fleksibel
Obligasi FR juga merupakan surat utang negara, tapi berbeda dengan SBN Ritel. Obligasi FR ini diperdagangkan setiap hari di pasar sekunder, jadi kamu bisa membelinya kapan saja, tidak harus menunggu masa penawaran seperti SBN Ritel. Nama "Fixed Rate" menandakan kuponnya tetap sampai jatuh tempo.
Keunggulan Obligasi FR untuk Passive Income
- Kupon Tetap: Bunga yang kamu dapatkan tidak akan berubah sampai jatuh tempo, memberikan kepastian arus kas.
- Likuiditas Tinggi: Bisa dijual kapan saja di pasar sekunder. Tapi, ingat, harganya bisa naik turun!
- Potensi Capital Gain: Jika kamu bisa membeli di harga diskon, ada potensi keuntungan dari kenaikan harga.
- Passive Income Semimonthly: Kupon FR dibayarkan setiap 6 bulan sekali (semimonthly).
Simulasi Modal (Asumsi Kupon Bersih 6,0% p.a.)
Kupon FR biasanya sedikit lebih tinggi dari SBN Ritel, kita asumsikan kupon bersih rata-rata $6,0\%$ per tahun.
$$\text{Modal yang Dibutuhkan} = \frac{\Rp60.000.000}{6,0\%} = \Rp1.000.000.000$$
Kesimpulan Modal: Kamu butuh sekitar $\Rp1$ Miliar di Obligasi FR untuk passive income $\Rp5$ juta per bulan. Ingat, kamu harus siap dengan fluktuasi harga jika sewaktu-waktu ingin menjualnya sebelum jatuh tempo.
3. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) - Dikelola Profesional
Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah wadah investasi yang dananya sebagian besar (minimal $80\%$) diinvestasikan pada Obligasi (baik Obligasi Negara seperti FR maupun Obligasi Korporasi). Ini cocok untuk kamu yang ingin berinvestasi di Obligasi tapi tidak mau pusing memilih satu per satu, karena sudah ada Manajer Investasi (MI) yang mengelolanya.
Keunggulan RDPT untuk Passive Income
- Diversifikasi Otomatis: Danamu disebar ke banyak Obligasi oleh MI, mengurangi risiko jika ada satu obligasi korporasi yang bermasalah.
- Modal Kecil: Bisa mulai dari $\Rp10.000$ atau $\Rp100.000$.
- Likuiditas: Bisa dicairkan kapan saja (meski ada potensi fluktuasi nilai). Hasilnya tidak berupa kupon bulanan, tapi penambahan Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang bisa kamu cairkan.
- Tidak Dikenakan Pajak Khusus: Keuntungan (gain) dari RDPT tidak dikenakan PPh seperti kupon obligasi atau bunga deposito.
Simulasi Modal (Asumsi Return Bersih 6,5% p.a.)
Return RDPT seringkali sedikit di atas Obligasi Negara karena ada campuran Obligasi Korporasi yang bunganya lebih tinggi. Kita asumsikan return bersih $6,5\%$ per tahun.
$$\text{Modal yang Dibutuhkan} = \frac{\Rp60.000.000}{6,5\%} \approx \Rp923.076.923$$
Kesimpulan Modal: Kamu butuh sekitar $\Rp925$ Juta di RDPT. Kelemahannya, kamu harus rutin menjual unit penyertaanmu setiap bulan untuk mendapatkan cash flow $\Rp5$ juta.
4. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) - Paling Aman untuk Dana Darurat
RDPU adalah jenis reksa dana yang investasinya $100\%$ ditempatkan pada instrumen pasar uang, seperti Deposito dan Obligasi jangka pendek (< 1 tahun). Instrumen ini adalah yang paling aman dan likuid (mudah dicairkan) di antara jenis reksa dana lainnya, sehingga fluktuasi harganya (NAB) nyaris tidak ada.
Keunggulan RDPU untuk Passive Income
- Volatilitas Nol: Harga NAB-nya cenderung naik lurus tanpa penurunan (tidak ada risiko kerugian modal).
- Sangat Likuid: Bisa dicairkan hari itu juga (T+0) atau T+1 tanpa penalti.
- Bebas Pajak: Seperti RDPT, keuntungan tidak dikenakan PPh.
- Ideal untuk Dana Parkir: Cocok untuk dana yang sewaktu-waktu akan kamu gunakan tapi ingin tetap menghasilkan.
Simulasi Modal (Asumsi Return Bersih 4,0% p.a.)
Return RDPU umumnya paling rendah karena risiko yang sangat kecil. Kita asumsikan return bersih $4,0\%$ per tahun.
$$\text{Modal yang Dibutuhkan} = \frac{\Rp60.000.000}{4,0\%} = \Rp1.500.000.000$$
Kesimpulan Modal: Kamu butuh $\Rp1,5$ Miliar di RDPU untuk passive income $\Rp5$ juta per bulan. Ini adalah opsi paling aman, tapi modal yang dibutuhkan paling besar.
5. Deposito Bank Perkreditan Rakyat (BPR) - Bunga Paling Tinggi
Deposito BPR menawarkan bunga yang seringkali jauh lebih tinggi daripada bank umum. Kenapa? Karena BPR biasanya tidak diatur dalam jaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang sama dengan bank umum (meski beberapa simpanan dijamin hingga batas tertentu). Namun, untuk Deposito yang dijamin LPS, BPR seringkali bisa menawarkan suku bunga penjaminan yang lebih tinggi dari bank umum.
Keunggulan Deposito BPR untuk Passive Income
- Bunga Tinggi: Berpotensi memberi bunga (cash flow) paling besar.
- Jaminan LPS: Suku bunga yang kamu dapatkan berada dalam batas penjaminan LPS (saat ini sekitar $6,0\%$ atau lebih tinggi untuk BPR). Uangmu aman hingga $\Rp2$ Miliar per nasabah, asalkan suku bunga tidak melebihi batas yang ditentukan LPS.
- Cash Flow Pasti: Bunga dibayarkan rutin setiap bulan (setelah dipotong pajak $20\%$).
Simulasi Modal (Asumsi Bunga Bersih 5,6% p.a.)
Asumsikan kamu mendapatkan bunga $7,0\%$ p.a. (setara bunga LPS BPR atau sedikit di atas), dipotong pajak $20\%$, maka bunga bersihnya adalah $7,0\% \times (1 - 0,20) = 5,6\%$ p.a.
$$\text{Modal yang Dibutuhkan} = \frac{\Rp60.000.000}{5,6\%} \approx \Rp1.071.428.571$$
Kesimpulan Modal: Kamu butuh sekitar $\Rp1,07$ Miliar di Deposito BPR (dengan bunga di batas jaminan LPS) untuk passive income $\Rp5$ juta per bulan.
6. Deposito Bank Digital (Konvensional) - Simpel dan Mudah
Bank digital saat ini berlomba-lomba menarik dana dengan menawarkan bunga deposito yang sedikit lebih tinggi dari bank konvensional besar, namun tetap berada dalam batas penjaminan LPS ($4,25\%$ per artikel ini ditulis). Proses pembukaan dan pencairan sangat mudah, bisa dilakukan sepenuhnya secara online.
Keunggulan Deposito Bank Digital
- Kemudahan Akses: Semua proses online, cepat, dan mudah.
- Jaminan LPS: Uangmu aman hingga $\Rp2$ Miliar per nasabah, asalkan suku bunga tidak melebihi batas yang ditentukan LPS.
- Passive Income Bulanan: Bunga dibayarkan rutin setiap bulan ke rekening tabunganmu.
Simulasi Modal (Asumsi Bunga Bersih 3,4% p.a.)
Asumsikan bunga $4,25\%$ p.a. (batas LPS bank umum), dipotong pajak $20\%$, maka bunga bersihnya adalah $4,25\% \times (1 - 0,20) = 3,4\%$ p.a.
$$\text{Modal yang Dibutuhkan} = \frac{\Rp60.000.000}{3,4\%} \approx \Rp1.764.705.882$$
Kesimpulan Modal: Kamu butuh sekitar $\Rp1,76$ Miliar di Deposito Bank Digital (dengan bunga di batas jaminan LPS) untuk passive income $\Rp5$ juta per bulan. Opsi ini memerlukan modal paling besar karena imbal hasilnya yang paling kecil, namun tingkat keamanannya juga tinggi.
Tabel Perbandingan dan Pilihan Terbaik
Agar lebih jelas, mari kita rangkum perbandingan keenam instrumen ini:
Instrumen | Estimasi Return Bersih Tahunan | Modal untuk Passive Income $\Rp5$ Juta/Bulan | Keamanan/Jaminan | Cash Flow Rutin |
---|---|---|---|---|
SBN Ritel | $5,5\%$ | $\approx \Rp1,1$ Miliar | Dijamin Negara 100% | Bulanan |
Obligasi FR | $6,0\%$ | $\approx \Rp1$ Miliar | Dijamin Negara 100% | Semimonthly (Per 6 Bulan) |
RD Pendapatan Tetap | $6,5\%$ | $\approx \Rp925$ Juta | Diversifikasi MI, Tidak Dijamin Negara | Harus Jual Unit (Tidak Otomatis) |
RD Pasar Uang | $4,0\%$ | $\approx \Rp1,5$ Miliar | Diversifikasi MI, Volatilitas Nyaris Nol | Harus Jual Unit (Tidak Otomatis) |
Deposito BPR | $5,6\%$ | $\approx \Rp1,07$ Miliar | Dijamin LPS (Batas Maks. Bunga) | Bulanan |
Deposito Bank Digital | $3,4\%$ | $\approx \Rp1,76$ Miliar | Dijamin LPS (Batas Maks. Bunga) | Bulanan |
Kesimpulan Terbaik untuk Kamu:
Jika kamu mencari kombinasi keamanan tertinggi, modal paling efisien (dibanding Deposito), dan arus kas bulanan yang otomatis, maka SBN Ritel (terutama SBR dan ST yang tidak berfluktuasi) adalah pilihan nomor satu. Dengan estimasi modal $\Rp1,1$ Miliar, kamu sudah bisa "pensiun" dengan $\Rp5$ juta per bulan tanpa perlu khawatir soal pasar saham yang gonjang-ganjing.
Strategi Tambahan
Kamu mungkin bertanya, bagaimana kalau saya tetap ingin saham dividen, tapi tidak tahan volatilitasnya? Sebenarnya, ada strategi yang bisa kamu terapkan:
- Fokus ke Jumlah Dividen, Bukan Harga Saham: Anggap saja fluktuasi harga saham adalah 'bonus' atau 'diskon' saat membeli, tapi fokus utama kamu adalah jumlah dividen tunai per lembar yang dibagikan setiap tahun.
- Diversifikasi Sektor: Jangan hanya di satu sektor (misalnya Bank). Sebarkan ke sektor lain yang juga rutin bagi dividen, seperti sektor telekomunikasi, konsumsi, atau infrastruktur.
- Gunakan Strategi DCA (Dollar Cost Averaging): Beli secara rutin dalam jumlah tetap, ini akan mengurangi risiko membeli saat harga sedang di puncak.
Namun, perlu kamu ingat lagi, instrumen yang kita bahas di atas adalah alternatif yang jauh lebih stabil dan menawarkan jaminan (baik oleh negara maupun LPS), yang sangat ideal untuk kamu yang ingin kepastian cash flow.
Penutup
Setelah melihat perbandingan dan simulasi di atas, kamu pasti sudah punya gambaran yang lebih jelas, bukan? Passive income $\Rp5$ juta per bulan bukanlah mimpi yang terlalu jauh, apalagi jika kamu fokus pada instrumen yang memberikan cash flow stabil seperti SBN Ritel atau Obligasi FR.
Intinya, jangan biarkan rasa takut melihat volatilitas pasar saham menghalangi kamu mencapai kebebasan finansial. Ada jalan yang lebih tenang dan aman untuk membangun arus kas. Sekarang, saatnya kamu membuat keputusan: instrumen mana yang paling sesuai dengan profil risiko dan tujuan hidup kamu? Ingat, konsistensi menabung dan berinvestasi adalah kunci utamanya.
Selamat berinvestasi, Sobat Investor! Semoga perjalanan passive income kamu berjalan lancar tanpa pusing memikirkan harga naik-turun setiap hari.
Posting Komentar