Alasan Mobil Pejabat Doyan Banget Pakai 'Tot Tot Wuk Wuk' Urusan Negara atau Urusan Nongkrong?
(Sebuah Curhatan dan Sindiran Santai dari Rakyat Jelata)
Kenalan dengan Tot Tot Wuk Wuk
Halo, Gaes! Siapa di sini yang nggak pernah sebel, gondok, atau malah pengen terbang aja dari jalanan pas denger suara Tot Tot Wuk Wuk yang memekakkan telinga? Angkat tangan! Aku yakin, hampir semua pengguna jalan di Indonesia pernah merasakan sensasi campur aduk ini. Suara itu, yang sejatinya adalah bunyi sirine ("tot tot") dan kilatan strobo/rotator ("wuk wuk") dari mobil-mobil berprivilese, telah menjelma jadi simbol baru di mata publik: Arogansi di jalan raya.
Asal kamu tahu, fenomena "Tot Tot Wuk Wuk" ini bukan sekadar soal bising atau silau, lho. Ini adalah sindiran kolektif dari masyarakat yang sudah eneg melihat kendaraan, terutama yang digunakan oleh pejabat atau orang-orang yang merasa penting, seenaknya membelah kemacetan, bahkan di saat-saat yang nggak tergolong darurat. Ambulans yang bawa nyawa sekarat aja kadang masih kena macet, eh ini yang bawa ... entahlah, mungkin cuma bawa dokumen meeting yang bisa dikirim via email, malah minta dibukain jalan kayak raja!
Bayangin deh, kamu lagi buru-buru ke kantor, atau lagi pusing nyari jalan keluar dari kemacetan Jakarta yang legendaris, tiba-tiba dari belakang ada suara "Ngiiing... Nguung... Tot Tot Wuk Wuk!" disertai mobil kinclong dengan lampu kelap-kelip. Kita disuruh minggir, padahal mereka nggak lagi bawa pasien kritis atau lagi ngejar maling kelas kakap. Jujurly, rasanya pengen teriak, "Woy! Kamu pikir jalan ini punya nenek moyang kamu?!" Tapi ya sudahlah, sebagai warga yang baik (dan nggak mau kena masalah), kita cuma bisa menggerutu dalam hati.
Mengapa Mobil Pejabat Sering Tot Tot Wuk Wuk Tanpa Malu?

Ini nih bagian yang paling menarik untuk kita bahas sambil ngopi. Kenapa sih para pengguna mobil dinas—atau mobil pribadi yang dimodif biar kelihatan patwal-able—begitu gemar pakai aksesori Tot Tot Wuk Wuk ini? Ada beberapa dugaan dan teori konspirasi receh ala rakyat jelata:
- Ego dan Gengsi Maksimal: Jujur aja, strobo dan sirine itu seperti simbol kekuasaan instan di jalanan. Dalam kondisi macet, siapa pun yang bisa "memotong antrean" tanpa perlu usaha keras pasti merasa superior. Mobil biasa harus ikutan macet, tapi mobil "Tot Tot Wuk Wuk" bisa melenggang bebas. Ini adalah panggung arogansi paling gampang.
- Alasan 'Waktu Adalah Uang' yang Dibuat-buat: Mereka selalu bilang, "Ini demi tugas negara! Waktu saya berharga!" Padahal, ya, kalau mau jujur, seberapa banyak sih pertemuan atau tugas negara yang benar-benar emergency dan nggak bisa diatur waktunya dari awal? Kebanyakan hanyalah masalah manajemen waktu yang buruk dari si pejabatnya sendiri. Tapi yang rugi dan kena imbasnya? Tentu saja kita, rakyat biasa yang harus menyingkir.
- Kebiasaan Manja dan Zona Nyaman: Begitu sudah terbiasa pakai pengawalan dan sirine, rasanya susah buat balik ke "fitrah" sebagai pengguna jalan biasa. Panas sedikit ngeluh, macet sedikit merengek. Mereka lupa, hidup di kota besar itu memang macet dan semua orang juga punya urusan penting.
- Penegakan Hukum yang Tumpul: Nah, ini biang kerok utamanya. Aturan soal siapa saja yang berhak pakai sirine dan strobo itu sudah jelas banget di UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Tapi, kenapa masih banyak yang melanggar? Karena penindakannya seringkali pilih-pilih atau terkesan "nanti dululah, ini kan mobil bos." Kalau penegak hukumnya tegas, aku yakin, "Tot Tot Wuk Wuk" ilegal ini bakal langsung punah dari jalanan.
Siapa Sih yang Boleh Tot Tot Wuk Wuk?
Biar kita nggak cuma nyindir kosong, kita intip sedikit aturannya, ya. Biar kamu makin punya "amunisi" kalau mau ngedumel di media sosial! Menurut Pasal 134 UU LLAJ, kendaraan yang punya Hak Utama di jalanan itu cuma ini:
- Pemadam Kebakaran yang lagi bertugas (Wajib banget nih!).
- Ambulans yang lagi bawa orang sakit (Ini menyangkut nyawa!).
- Kendaraan buat Pertolongan Kecelakaan.
- Kendaraan Pimpinan Lembaga Negara RI (Presiden, Wakil Presiden, dan pimpinan tinggi lainnya).
- Kendaraan Pejabat Negara Asing/Tamu Internasional.
- Iring-iringan Pengantar Jenazah (Ini etika kemanusiaan).
- Konvoi/Kendaraan untuk Kepentingan Tertentu dengan izin khusus dari Kepolisian.
Nah, kalau mobil pribadimu (yang bukan milik pejabat negara di atas) cuma pakai strobo/sirine biar kelihatan keren atau biar cepet nyampe ke tempat ngopi? Itu ILEGAL, Boss! Bahkan, mobil dengan plat dinas (misalnya plat "RF", "QH", dll.) yang nggak sedang dalam keadaan darurat atau bukan pimpinan lembaga negara pun nggak punya hak seenaknya pakai "Tot Tot Wuk Wuk." Kalau melanggar, ya sama aja melanggar hukum dan wajib ditindak. Paham, kan? Jadi, kalau ada yang songong di jalan, kamu tahu harus teriak pasal yang mana!
Dampak Sosial dan Ekonomi dari Tot Tot Wuk Wuk Ilegal
Mungkin kamu berpikir, "Ah, cuma sebentar kok minggirnya, nggak masalah." Eits, tunggu dulu. Fenomena "Tot Tot Wuk Wuk" ilegal ini punya dampak yang lumayan serius lho, nggak cuma bikin telinga bising:
- Merusak Kepercayaan Publik: Ketika sirine dan strobo sering disalahgunakan, masyarakat jadi kebal dan apatis. Ketika ambulans atau mobil damkar yang beneran darurat lewat, orang mungkin jadi ragu dan nggak sigap kasih jalan, karena mengira itu "Tot Tot Wuk Wuk" bohongan. Ini bahaya banget!
- Menciptakan Kesenjangan Sosial di Jalan: Jalan raya itu seharusnya menjadi ruang egaliter, di mana semua orang punya hak yang sama. Dengan adanya "Tot Tot Wuk Wuk" arogansi ini, seolah ada kasta sosial di jalanan. Ada yang "boleh" macet, ada yang "haram" macet. Hal ini memicu rasa ketidakadilan dan krisis kepercayaan publik terhadap pejabat dan penegakan hukum.
- Gangguan pada Logistik dan Produktivitas: Kemacetan yang diperparah oleh manuver paksa mobil "Tot Tot Wuk Wuk" bisa mengganggu alur lalu lintas secara keseluruhan. Ini berdampak pada keterlambatan pengiriman logistik, keterlambatan orang ke tempat kerja, dan akhirnya, kerugian ekonomi kolektif.
Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk

Untungnya, di tengah ke-eneg-an ini, munculah gerakan-gerakan keren dari warganet, salah satunya yang paling viral ya Stop Tot Tot Wuk Wuk! Gerakan ini adalah bentuk protes sipil yang elegan dan cerdas. Warganet ramai-ramai menyuarakan kritik lewat media sosial, bahkan ada yang sampai bikin stiker Stop Tot Tot Wuk Wuk buat ditempel di kendaraan mereka. Ini menunjukkan bahwa kesabaran rakyat itu ada batasnya, dan mereka nggak mau lagi cuma jadi penonton arogansi di jalanan.
Gerakan ini berhasil lho memberikan tekanan. Kita lihat beberapa pejabat (termasuk pimpinan negara) sudah mulai memberikan contoh baik dengan memilih untuk ikut macet dan berhenti di lampu merah kalau nggak dalam kondisi benar-benar darurat. Ini adalah langkah maju yang patut diacungi jempol dan semoga jadi kebiasaan, bukan cuma "gimmick" biar nggak disindir warganet.
Pesan pentingnya: Kita nggak butuh pemimpin yang melenggang di atas penderitaan orang lain. Kita butuh pemimpin yang merasakan apa yang dirasakan rakyatnya, termasuk sensasi "hangatnya" macet jam pulang kantor.
Tips Santai dari Rakyat Jelata untuk Pengguna Tot Tot Wuk Wuk
Sebagai penutup dari curhatan panjang kita, aku mau kasih beberapa tips santai (tapi menusuk) buat kamu, wahai pengguna mobil berprivilese:
- Coba Sesekali Nggak Pakai Sirine: Please, coba deh sekali-kali kamu rasakan jadi kami. Ikut macet, berhenti di lampu merah. Kamu akan lebih dekat dengan realitas dan mungkin jadi lebih bijak dalam mengatur waktu. Serius, nggak pakai sirine itu nggak bikin wibawa kamu luntur kok, malah bikin kamu lebih dihormati.
- Ingat Prioritas: Tot Tot Wuk Wuk itu punya ambulans dan damkar. Mereka lagi menyelamatkan nyawa dan harta. Kamu lagi menyelamatkan... (isi sendiri)? Kalau bukan nyawa, mending matiin aja sirinenya.
- Jadilah Contoh, Bukan Masalah: Kamu dibayar pakai uang rakyat, lho. Bukannya bikin masalah baru di jalanan, cobalah jadi teladan. Ketika pemimpinnya tertib, rakyatnya pasti akan ikut tertib.
Intinya, mari kita sama-sama menciptakan ruang jalanan yang lebih adil dan aman. Hormati hak orang lain, maka kamu akan dihormati. Stop Tot Tot Wuk Wuk kalau nggak darurat. Titik. Sekian dan terima kasih sudah mau dengerin curhatan "sedikit" nyinyir ini.
Mari Ngobrol Bareng!
Semua artikel yang kubuat ini hanya sebatas candaan atau sindiran, ya. Mohon maaf bila ada yang merasa tersinggung dari kalimat, bahasa, atau perkataan yang kugunakan 🙏
Buat yang mau ngobrol bareng dan post artikel, kalian bisa join di sini https://www.aurealisa.web.id/p/guest-post.html
Kalo kalian punya saran buat next artikel, boleh banget tulis di kolom komentar di bawah!
Makasih banyak yang udah baca!
***
